Berlangganan postingan terbaru via email

Masukkan alamat email antum:

Delivered by FeedBurner


Most Populer

Minggu, 05 Juni 2011

The First Mean The Best

“Siapa saja yang pertama memberi contoh perilaku baik dalam Islam, maka ia mendapatkan pahala kebaikannya dan mendapatkan pahala orang-orang yang meniru perbuatannya itu tanpa dikurangi sedikitpun. Dan siapa saja yang pertama memberi contoh perilaku yang jelek dalam Islam, maka ia mendapatkan dosa kejahatan itu dan mendapatkan dosa orang yang meniru perbuatannya tanpa dikurangi sedikitpun.” (HR. Muslim)
Suatu ketika datanglah rombongan orang tak beralas kaki, berkemul kain wol yang dilubangi pada bagian kepala dan bersenjatakan pedang. Mereka adalah orang-orang dari suku Mudhar. Melihat kemiskinan yang mereka derita, berubahlah wajah Rasulullah. Beliau kemudian masuk rumah dan segera keluar lagi, kemudian menyuruh Bilal untuk mengumandangkan adzan dan iqamah. Sesudah menyelesaikan shalatnya, beliau bersabda: “Wahai sekalian manusia, bertakwalah kalian kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, daripadanya Allah meniptakan istri, dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kamu kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya kalian saling meminta satu sama lain, serta peliharalah hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian.” Beliau juga menyampaikan firman Allah yang artinya: “Wahai orang-orang yang berian, bertakwalah kamu semua kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatika apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok.”

Usai menyelesaikan khotbahnya ada seorang yang bersedekah dengan sebagian dinarnya, dirham, pakaian, satu gantang gandum dan dengan satu gantang kormanya, sehingga Jarir mengatakan; “Bahkan tidak ada yang ingin ketinggalan, sekalipun hanya bersedekah dengan separuh biji kurma.”

Setelah itu datanglah seorang sahabat Anshar dengan pundi-pundi besar, hampir saja ia tidak sanggup mengangkatnya. Lalu para sahabat lain pun mengikuti langkahnya. Maka cerahlah wajah Rasulullah dan bersabda seperti pada hadits yang saya tulis pada awal perbincangan kita kali ini.

Kembali kita memperoleh pelajaran tentang pentingnya untuk beramal sesegera mungkin. Kalau bisa menjadi yang pertama, sungguh rugi sekedar menjadi yang kedua, ketiga atau lebih telat lagi. Apa lagi sampai meninggalkannya. Maka meski hanya dengan setengah biji korma, seorang sahabat nabi akan tetap bersedakah dengan itu. Sepele kalau melihat dari segi jumlah. Tapi bila kita lihat semangatnya, maka hal itu luar biasa. Maka nilai sesungguhnya tak bisa kita pandang dari jumlah tersebut.

Yang pertama memang tak selalu menjadi yang terbaik. Akan tetapi hukum the first mean the best berlaku dalam banyak hal. Saat ini banyak sekali perusahaan yang memproduksi air mineral, akan tetapi produk mana yang paling terkenal dan menguasai pasaran? Engkau tahu sendiri jawabannya.

Saat ini juga beredar banyak buku dengan cover yang mirip, menggunakan judul dengan pengungalangan kata dan diakhiri kata CINTA. Engkau pasti juga tahu bahwa Ayat-Ayat Cinta telah menginspirasi orang dalam menerbitkan karya-karya me too (aku juga) tersebut. Dan bisa dilihat, karya mana paling laris dan legendaris.
Sang pionir seringkali menjadi brand besar yang menelan nama produk-produk sejenis. Hermawan Kartajaya mencontohkan bahwa di Indonesia ada Honda Merek Yamaha, Aqua merek Ades, Sanyo merek Hitachi atau Kodak merek Canon. Prodak-prodak yang disebut pertama telah menjadi nama generik bagi produk-produk sejenis. Honda adalah nama generik dari motor bebek, Aqua adalah nama generic dari ‘air mineral’ dan seterusnya. Secara umum, bila dapat menjangkau, pilihan masyarakat tetap pada produk-produk pionir yang disebut pertama, meskipun dalam hal ini menjadi nama generik bukan suatu hal yang menguntungkan.
Banyak lagi contoh lain. Yang pertama unggul dalam suatu hal, dialah yang akan dicari dan dikejar masyarakat.

Mulai sekarang, tinggalkan kebiasaan menunda dan mengabaikan kebaikan, meski engkau menganggapnya sepele, karena yang sepele itu bisa jadi sangat besar nilainya di sisi Allah. Engkau tentu telah sering mendengar, ada orang yang masuk surga hanya karena menyingkirkan duri di jalan, atau memberi minum anjing yang kehausan. Sebaliknya, ada yang celaka hanya karena abai terhadap hal-hal sepele.

Jadilah yang pertama berbuat kebaikan, insya Allah kau pula yang paling cepat mendapatkan pahala dan benefit-nya. Ketika shalat jum’at misalnya, jangan berlambat-lambat hingga kau telat. Sudah begitu kamu duduk bersandar di tembok belakang, atau justru di pilar serambi. Jangan, karena dalam kondisi ceteris paribus, yang pertama dan yang terdepan selalulah yang terbaik.

Ironi, banyak orang seringkali datang terlebih dahulu, tapi duduk paling belakang, atau ngobrol justru mengobrol di serambi Masjid. Bila ada orang lain yang mengajak masuk, dia pun hanya mempersilahkan dan tak beranjak. Apakah bila di akhirat nanti, dia senang berada di surga tapi hanya di depan gerbangnya semata. Bila ada yang mengajak masuk ke surga, dia pun bilang; “Silahkan, mangga, saya mah di sini saja,” atau “Silahkan, silahkan cari tempat paling baik, saya lebih suka di emperan saja.”

Di sisi lain, bila menjadi yang dalam kebaikan, insya Allah akan banyak yang mengikuti. Bila itu terjadi, maka semakin banyak orang akan berada dalam kebaikan. Suatu perbuatan yang mulanya hanya dia lakukan sendiri, akan menjadi sunnah-hasanah (kebiasaan baik) yang dilakukan banyak orang. Dalam hal ini, pahalanya pun akan berlipat, karena ia jua mendapatkan cipratan pahalan dari orang-orang yang mengikutinya. Ibarat MLM, orang yang ada dalam posisi Top Line pasti berpendapatan paling besar, karena setiap down line memberi kontribusi.

Bahkan dalam hal sunnah-hasanah, orang yang pertama melakukan akan mendapatkan penuh pahalah-pahala dari down line-nya, tanpa dikurangi sedikit pun. Sebagaimana Rasulullah pun bersabda; “Barangsiapa yang menetapkan sunnah-hasanah lalu ia diamalkan, maka ia mendapat pahala seperti orang yang mengerjakannya tanpa dikurangi sedikitpun. (HR. Muslim dari Jabir bin Abdillah)

Tapi hati-hati, karena bila sebaliknya, orang yang memulai sunnah-sayyi’ah (kebiasaan buruk) akan pula mendapat lemparan dosa-dosa sama persis seperti dosa-dosa yang diperbuat masing-masing down line-nya. Rasulullah pun melanjutkan sabdanya; “Dan barang siapa yang menetapkan dalam Islam satu sunnah-sayyi’ah, lalu ada yang mengamalkannya, maka ia memperoleh dosa seperti yang mengerjakannya tersebut tanpa disusut sedikit pun.”

Dalam kesempatan lain, Rasulullah juga pernah bersabda: “Tiap-tiap jiwa yang terbunuh dengan penganiayaan, maka putra Adam yang pertama (Qabil), mendapat bagian dari dosa penumpahan darah, karena dialah orang pertama yang melakukan pembunuhan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kita telah mendengar ribuan kasus pembunuhan, sampai tingkat paling sadis sekalipun, bahkan hanya karena hal-hal temeh. Hanya karena berrebut uang receh, nyawa orang bisa melayang. Di koran, di televisi, berita-berita semacam itu menjadi tak asing lagi. Sungguh, sebagian besar tak ada sangkut pautnya sedikit pun dengan si Qabil anak Adam, kecuali bahwa Qabil-lah yang pertama melakukan pembunuhan. Itu pun membuatnya harus menanggung beban dosa dari sekian banyak orang yang mengikuti jejak sesatnya. Na’udzubillah, tsumma na’udzubillah.

Insya Allah, kita semua akan terus berusaha untuk menghindari perbuatan tercela, apa lagi menjadi yang pertama berbuat. Sebaliknya, kita berazam untuk sepenuh jiwa raga menjadi yang pertama mengupayakan berbagai kebaikan. Kita berusaha untuk fastabiqul khairat. Tak sekedar kebaikan (al-khairan), tapi kebaikan yang banyak dan berkesinambungan (al-khairat).

Baik kawan, bersungguh-sungguhlah. Jadilah yang pertama dalam kebaikan, jadilah yang pertama menemukan ide-ide cemerlang, jadilah yang pertama take action, lalu jadilah yang pertama menjadi orang sukses!

Bermimpilah!

“Jika kalian memohon kepada Allah, mohonlah kepada-Nya Jannatul Firdaus yang paling tinggi, karena sesungguhnya di sanalah intinya Surga.”(HR Thabrani)

Amirul Mukminin Umar bin Khattab pada suatu ketika meminta para sahabat untuk mengungapkan cinta-cita mereka. “Bercita-citalah kalian!” Seorang sahabat kemudian menyahut: “Aku ingin sekali seluruh bangunan ini terisi emas yang aku infakkan di jalan Allah. Umar berkata lagi: “Bercita-citalah kalian!” Seseorang mengatakan: Aku ingin ruangan ini penuh dengan permata dan mutiara yang bisa aku infakkan di jalan Allah.” Umar berkata: “Bercita-citalah lagi.” Mereka mengatakan: “Kami tidak tahu lagi apa yang bisa kami cita-citakan selain itu ya Amirul Mukmini. Umar lalu berkata: “Aku bercita-cita kalau ruangan ini penuh didatangi orang-orang besar antara lain seperti Abu Ubaidah, sehinga aku bisa berjihad di jalan Allah bersama mereka.”

Orang besar selalu punya mimpi besar. Iya, karena sebagaimana pepatah Arab, kenyataan hari ini adalah mimpi kemarin. Haqaiq al yaum, umniyyat al ams. Orang-orang besar telah membuktikan ungkapan ini.
Engkau kenal Muhammad al-Fatih? Dialah penakluk Konstantinopel yang menjadi salah satu bukti kebenaran Rasulullah itu. Tidaklah mudah menaklukkan kota Konstantinopel. Pada masa Khalifah pertama Bani Umayyah, kota ini pernah coba ditaklukkan, tetapi gagal. Bayazid Yildrim, penakluk negeri Eropa juga hampir menguasai Konstantinopel. Namun gagal karena kekalahannya oleh Taimerlance (Timur Leng), seorang penakluk lain. Ya, tidak mudah menaklukkan Konstantinopel, karena waktu itu dijaga pasukan gabungan dari Eropa Timur dan Selatan.

Tentu bukan sembarang orang dapat menaklukkan kota bersejarah itu. Muhammad al-Fatih benar-benar orang yang tangguh. Asal engkau tahu saja, Muhammad al-Fatih telah memiliki cita-cita untuk menaklukkan kota itu sedari masih kecil. Ia telah terdidik oleh orang tuanya dalam berjuang. Muhammad al-Fatih kecil sering terilibat dalam pertempuran, sehingga ia tahu bagaimana perang itu sejatinya. Gurunya, Syamsuddin, pernah mengajaknya berjalan-jalan di tepi pantai dan menunjukkan benteng Konstantinopel. “Itulah benteng konstantinopel yang pernah diberitakan Rasulullah akan ditaklukkan oleh salah seorang umatnya bersama pasukan kaum muslimin, sampai akhirnya penduduknya memeluk agama tauhid.” Sejak itulah Muhammad al-Fatih bertekad untuk menaklukkan Konstantinopel. Kita tahu, mimpinya kemudian menjadi nyata. Konstantinopel telah takluk oleh Muhammad al-Fatih dan pasukannya.

Satu riwayat lagi. Suatu kali Abdullah bin Umar, Urwah bin Zubair, Mush’ab bin Zubair, Abdul Malik bin Marwan yang merupakan generasi Tabi’in sedang duduk-duduk di pelataran Ka’bah. Mush’ab mengangkat pembicaraan dengan mengatakan: “Bercita-citalah kalian.”

Para sahabat masih enggan menyampaikan cita-cita mereka, hingga Mush’ab diminta untuk menyampaikan cita-citanya pertama kali. “Mulailah dari dirimu.” Ujar mereka. Mush’ab pun menjawab: “Aku ingin kaum Muslimin dapat menaklukkan wilayah Irak, aku ingin menikahi Sakinan puteri perempuan Husein dan Aisyah binti Thalhah bin Ubaidillah.” Beberapa tahun ke depan, Mush’ab berhasil meraih apa yang dicita-citakannya.

Urwah bin Zubair lalu mengungapkan keinginannya. Ia berkata bahwa dirinya ingin menguasai ilmu fiqh dan hadits. Urwah kemudian dikenal menjadi salah satu tokoh ulama fiqh dan banyak meriwayakan hadits.
Abdullah Malik bin Marwan tak mau ketinggalan. Ia mengatakan bahwa ingin menjadi khalifah. Kelak ia dilantik menjadi khalifah pada masa Daulah Umawiyah. Ia bukan hanya khalifah yang memiliki ilmu luas dan banyak beribadah, tapi juga tokoh yang berhasil menyatukan kembali wilayah kekhalifahan sepeninggal dua putera Zubair bin Awan. Ia juga menjadi perintis system post, menerjemahkan banyak kitab dan membuat uang logam dari emas.

Nah yang terakhir, Abdullah bin Umar juga menegaskan cita-citanya. Ia ingin masuk Surga.

Bermimpilah, karena orang yang kehilangan mimpi akan hilang semangat, lalu tiada lagi prestasi. Kau pernah baca novel Sang Pemimpi dari tetralogi Laskar Pelangi-nya Andrea Hirata? Ketika mimpi untuk terbang meneruskan pendidikannya di Paris melemah, prestasi Ikal terpuruk. Ikal, satu dari tokoh utama dalam novel itu terpaksan menempatkan ayahnya pada bangku nomor 75. Padahal sebelunya duduk di bangku nomor 3. Bangku-bangku tersebut telah diberi nomor urut sesuai rengking anaknya di sekolah. Namun cinta pada sang ayah telah mengembalikan mimpinya, hingga Ikal dapat menempuh pascasarjana di Univesité de Paris, Sorbonne, Prancis.

Nah, bila engkau juga ingin menjadi orang besar, maka bermimpilah. Hanya orang yang punya mimpi layak menyandang gelar kebesaran. Lagipulah Rasulullah telah memberi perintah: “Jika kalian memohon kepada Allah, mohonlah kepada-Nya Jannatul Firdaus yang paling tinggi, karena sesungguhnya di sanalah intinya Surga.”

Mengapa kita perlu mimpi? Banyak yang menjadi alasan. Dia antaranya mimpi akan mengembalikan semangat ketika kita menjadi lemah dan larut dalam perbuatan sia-sia. Bila punya mimpi jadi ulama besar, mana boleh tidak belajar. Bila mimpi jadi pengusaha sukses, mana boleh menganggur. Bila punya mimpi masuk Surga Firdaus, mana bisa malas beribadah dan suka berbuat dosa.

Selanjutnya mimpi akan mengarahkan hidup kita. Bila bercita menjadi dokter, maka engkau akan kuliah pada fakultas kedokteran. Salah jurusan bila kau kuliah di fakultas ekonomi. Sebaliknya, bila kau ingin jadi akuntan, tak mungkin kau kuliah di fakultas kedokteran
.
Mimpi juga akan memaksa diri kita agar tidak terjebak pada rutinitas dan kemapanan. Jadi pegawai tetap pada salah satu Bank Nasional tentu memperoleh gaji yang lumayan. Orang kebanyakan akan menganggap pekerjaannya itu cukup prestisius. Akan tetapi bila punya mimpi menjadi pengusaha sukses di bidang penerbitan, maka orang itu takkan selamanya kerja di bank. Ia akan mengundurkan diri, lalu merintis bisnisnya dari awal. Itu bila ia punya keberanian untuk mengejar mimpi.

Maka, insya Allah dengan bermimpi kita akan meraih yang terbaik dalam hidup ini. Kita tak berhenti ketika mencapai posisi tertentu. Setiap satu mimpi menjadi realita, kita masih memiliki mimpi yang lebih membumbung. Maka kita harus terus berjuang, agar semua mpimpi menjadi nyata. Kalau pun ada yang belum terwujud ketika nyawa telah meninggalkan pergi dari jasad, tak ada ruginya punya mimpi. Minimal, mimpi yang kita bangun telah memotivasi kita untuk bekerja dan melakukan yang terbaik.

Kisah Pemuda Soleh & Bidadari Bermata Jeli [ Ainul Mardhiah ]

Pada zaman Rasulullah S.A.W. dulu , berlaku satu peperangan di antara orang Islam dan orang kafir musyrikin . Terdapatlah seorang pemuda/remaja yang soleh sekali , umurnya baru saja 15 tahun . Di usia semuda begitu beliau sudah berazam untuk menyerahkan segala apa harta yg dimiliki untuk Allah SWT , hanya tinggal kuda dan pedangnya saja sebagai bekal untuk berperang .

Ketika tentera2 Islam sedang sibuk bersiap2 untuk berangkat ke medan perang , pemuda ini antara yg terawal akan datang untuk bersiap2 . Beliau sangat rajin menguruskan unta2 dan kuda2 tunggangan pasukan , serta sering menjaga tentera2 Islam ketika mereka tidur .


Sampai saja di satu daerah , tiba2 pemuda itu berteriak ;

" Hai , aku ingin segera bertemu dgn Ainul Mardhiah ! "

Mereka yang mendengarnya berasa sedikit hairan , takut2 jikalau fikirannya sudah mulai kacau . Lalu seorang sahabat menanyakan pemuda itu ;

" Siapakah Ainul Mardhiah itu ? "


Lantas pemuda itu menjawab ;

" Tadi ketika aku tertidur sebentar , aku bermimpi . Seseorang datang kepadaku dan berkata ; " Pergilah kpd Ainul Mardhiah " .


" Dia kemudian mengajakku masuk ke dlm sebuah taman yg sangat indah di mana terdapat sungai mengalir di bawahnya . Di tepiannya pula ada bidadari2 duduk dengan memakai perhiasan yg indah2 . Bila mereka melihatku , dgn gembiranya mereka berkata ; " Inilah suami Ainul Mardhiah " .


" Aku pun memberi salam dan bertanya yang mana satukah di antara mereka itu bernama Ainul Mardhiah . Mereka menjawab ; " Tidak , kami ini pembantunya . Teruskan perjalananmu . "


" Maka aku pun terus berjalan lalu sampai ke sebuah taman yg lebih indah dan terjumpa sekumpulan bidadari yg lebih cantik . Kutanyakan soalan yg sama seperti tadi dan masih mendapat jawapan yg sama . Mereka adalah pembantu Ainul Mardhiah . "


" Akihirnya aku sampai di sebuah khemah yg diperbuat drpd mutiara berwarna putih . Seorang bidadari di pintu khemah itu berkata ; " Hai Ainul Mardhiah . Ini suamimu sudah datang ! "


" Apabila kumemasuki khemah itu , kulihat seorang bidadari yang sangat cantik jelita sedang duduk di atas sofa EMAS yg ditaburi permata dan yaqut . Ketika aku hendak mendekatinya , dia berkata ; " Bersabarlah , kamu belum diizinkan untuk lebih dekat kepadaku , kerana roh kehidupan DUNIA masih ada dlm dirimu . "


" Lalu aku terus terbangun dari tidur . Aku tak sabar lagi menanti bidadariku terlalu lama " .


Belum lagi cakap2 kami selesai dgn pemuda itu , tiba2 muncul sekumpulan musuh seramai 9 orang menyerbu kami . Pemuda itu segera bangkit dan menyerang mereka . Setelah pertempuran itu selesai , kelihatan pemuda itu berlumuran darah akibat luka2 yang banyak di badannya . Beliau nampak tersenyum gembira , bahagia hinggalah nyawanya melayang dari jasad ..... Ya , sudah tentulah beliau sudah bertemu dengan bidadari kesayangan , AINUL MARDHIAH ! Smile

Senin, 16 Mei 2011

Antara Ukhuwah dan Pacaran

Antara Ukhuwah dan Pacaran
Edisi 150/Tahun ke-4 (23 Juni 2003)

Maksud hati ingin ukhuwah dengan lawan jenis, tapi malah terjebak dalam pacaran. Tadinya pengen menjalin ukhuwah islamiyah, tapi apa daya kecemplung jadi demenan. He..he.. jangan heran atuh, sebab hubungan dengan lawan jenis itu rentan banget disusupi oleh perasaan-perasaan lain yang getarannya lebih dahsyat. Apalagi kalo ditambah naik bajaj, dijamin tambah menggigil karena vibrasinya kuat banget (apa hubungannya?) ?

Sobat muda muslim, sesama aktivis masjid atau organisasi kerohanian di sekolah dan kampus, selalu saja muncul hal-hal tak terduga. Cinta lokasi kerap mewarnai perjalanan hidup mereka. Iya dong, aktivis juga kan manusia. Wajar banget dong untuk merasakan hal-hal seperti itu. Apalagi mereka sama-sama sering bertemu. Bukankah pepatah Jawa mengatakan, witing tresno jalaran soko kulino sering jadi rujukan untuk menggambarkan perasaan itu? Ati-ati!

Hmm… rasa cinta itu muncul karena seringnya bersama atau bertemu, begitu maksudnya? Yup, kamu cukup cerdas dalam masalah ini. Iya, jadi jangan kaget or heran kalo sesama aktivis pengajian muncul perasaan itu. Apalagi di antara mereka udah saling mengetahui kebiasaan masing-masing. Dijamin perasaan ‘ser-seran’ keduanya dijembatani oleh seringnya komunikasi dan frekuensi pertemuan. Udah deh, panah-panah asmara mulai dilepaskan dari busur masing-masing dalam nuraninya. Duh gusti, itu artinya sang panah asmara siap menembus hati masing-masing. Siap memekarkan bunga-bunga di taman hati mereka. Seterusnya, jatuh hati dan saling memendam rindu. Uhuy!

Jadi, kalo nggak kuat-kuat amat imannya, kamu bakalan melakoni aktivitas pacaran sebagaimana layaknya dilakukan oleh mereka yang masih awam sama ajaran agama. Nggak terasa, di antara kamu mulai berani janjian untuk ketemu di masjid. Walau mungkin masih malu-malu. Tapi jangan salah lho, jika nafsu udah jadi panglima, akal sehat kamu pasti keroconya. Kamu lalu deklarasi, “akal sehat saatnya minggir!”. Waduh, gimana jadinya kalo sesama aktivis malah terjebak dalam perasaan-perasaan seperti ini?

Sobat muda muslim, memang ukhuwah itu tidak dibatasi cuma kepada satu jenis manusia aja, tapi kepada dua jenis sekaligus, yakni laki dan wanita. Bahkan ukhuwah islamiyah berdimensi sangat luas, yakni nggak dibatasi oleh waktu dan tempat. Kapan pun dan di mana mereka berada, asal mereka adalah muslim, itu saudara kita. Hanya saja, untuk ukhuwah dengan lawan jenis, memang ada aturan mainnya sendiri, sobat. Nggak sembarangan, atau nggak sebebas dalam bergaulnya seperti kepada teman satu jenis. Itu sebabnya, kita bahas masalah ini di buletin kesayangan kamu ini. Betul? Loading…

Ketika cinta mulai menggoda
Rasa cinta itu unik. Nggak mengenal status seseorang, dan juga suka tiba-tiba aja datang. Hadir dalam jiwa, menggerogoti hati, mengaduk-mengaduk perasaan, yang akhirnya muncul rasa suka dan rindu. Duh, banyak pujangga yang berhasil menorehkan kata-kata puitisnya tentang cinta. Sebab cinta itu naluriah. Pasti dimiliki oleh seluruh manusia, termasuk hewan. Allah udah memberikan rasa itu kepada manusia. Firman-Nya: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak,” (QS Ali Imraan [3]:14)

Nah, gimana jadinya kalo sesama aktivis pengajian muncul rasa cinta? Nggak masalah. Sah-sah saja kok. Bahkan sangat mungkin terjadi. Itu naluriah. Cuma, tetap harus aman dan terkendali. Nggak boleh mengganggu stabilitas nasional (ciiee.. bahasanya pejabat banget tuh!). Iya, saat cinta menggoda, jarang yang bisa bertahan dari godaannya yang kadang menggelapkan mata dan hati seseorang. Jangan heran dong kalo sampe ada yang nekat pacaran. Wah, aktivis pengajian kok pacaran?

Sobat muda muslim, itu sebabnya kamu kudu bisa jaga diri. Ukhuwah islamiyah di antara sesama aktivis pengajian tentunya nggak dinodai dengan perbuatan yang mencemarkan nama baik organisasi, nama baik kamu, nama baik sesama aktivis pengajian, dan yang jelas kesucian Islam. Jangan sampe ada omongan, “aktivis pengajian aja pacarannya kuat, tuh! Muna deh!”. Coba, gimana kalo sampe ada yang bilang begitu? Nyesek banget kan? Jelas lebih dahsyat dari wabah SARS tuh! Upss...

Kalo udah gitu, bisa ngerusak predikat tuh. Bener. Sebab, serangan kepada orang yang punya predikat ‘paham agama’ lebih kenceng. Jadi kalo ada aktivis pengajian yang pacaran, orang di sekililing mereka dengan sengit mengolok-olok, mencemooh, bahkan mencibir sinis. Kejam juga ya? Bandingkan dengan orang yang belum paham agama, atau nggak aktif di organisasi kerohanian Islam, biasa-biasa aja tuh. Sobat, inilah semacam ‘hukuman sosial’ yang kudu ditanggung seseorang yang udah dipandang ngerti. Padahal, sama aja dosanya. Tapi, seolah lebih besar kalo itu dilakukan oleh aktivis pengajian. Gawat!

Wajar juga sih pandangan seperti itu. Sebab, umat kan lagi nyari siapa yang dapat ia percayai dan teladani dalam kehidupannya. Jadi, jangan khianati kepercayaan mereka kepadamu hanya gara-gara soal cinta yang kebablasan. Sebab, mereka menganggap bahwa kamu mampu menjaga diri dan mungkin orang lain. Nah, kalo kemudian kamu melakukan perbuatan yang merendahkan martabatmu, rasanya pantes banget kalo kemudian mereka nggak percaya lagi sama kamu yang aktif di pegajian. Betul apa betul?

Sobat muda muslim, cinta seketika bisa datang menggoda, hadir dalam jiwa, memenuhi rongga dada, dan membawa asa yang menghempaskan segala duka yang pernah ada. Hmm.. kalo itu yang kamu rasakan, harap hati-hati. Ukhuwah di antara kamu jangan dinodai dengan aktivitas bejat, meskipun atas nama cinta. Berbahaya. Jangan heran kalo Kahlil Gibran pernah bikin puisi seperti ini: “Cinta berlalu di hadapan kita, terbalut dalam kerendahan hati, tetapi kita lari darinya dalam ketakutan, atau bersembunyi di dalam kegelapan; atau yang lain mengejarnya, untuk berbuat jahat atas namanya”

Jaga jarak aman!
Idih, emangnya mengendarai mobil sampe dibilang jaga jarak aman? He..he..he... jangan salah euy, justru yang berbahaya adalah karena seringnya deketen, apalagi sampe gesekan segala (emangnya kartu kredit main gesek?).

Jaga jarak aman adalah cara ampuh menjaga hati kita untuk tidak melakukan aktivitas berbahaya. Bukankah seringkali kamu tak berdaya jika deketan sama orang yang kamu incer? Sebab, kalo nggak diatur dengan batasan ajaran agama, kamu bisa kebablasan berbuat tuh. Bener. Jangan sampe kamu lakuin.

BTW, apa aja sih batasan bergaul dengan lawan jenis, khususnya sesama aktivis? Iya, biar kita jadi ngeh, apa yang boleh dilakukan dan mana yang terlarang untuk dilakoni. Supaya ukhuwah kita nggak bias dengan pacaran.

Pertama, kurangi frekuensi pertemuan yang nggak perlu. Memang, kalau sudah cinta, berpisah sejam serasa 60 menit, eh maksudnya setahun. Bawaannya pengen ketemu melulu. It’s not good for your health, guys! Ini nggak sehat. Perbuatan seperti itu bukannya meredam gejolak, tapi akan memperparah suasana hati kita. Pikiran dan konsentrasi kita malah makin nggak karuan. Selain itu bukan mustahil kalau kebaikan yang kita kerjakan jadi tidak ikhlas karena Allah. Misal, karena si doi jadi moderator di acara pengajian, eh kita bela-belain datang karena pengen ngeliat si doi, bukan untuk nyimak pengajiannya itu sendiri.

Yup, kurangi frekuensi pertemuan, apalagi kalau memang tidak perlu. Kalau sekadar untuk minjem buku catatan, ngapain minjem pada si doi, cari aja teman lain yang bisa kita pinjam bukunya. Lagipula, kalau kamu nggak sabaran, khawatir ada pandangan negatif dari si doi. Bisa-bisa kamu dicap sebagai ikhwan atau akhwat yang agre (maksudnya agresif). Zwing...zwing.. gubrak!

Kedua, jangan ‘menggoda’ dengan gaya bicara dan penampilan yang gimanaa.. gitu. Jadi, ketika kamu berbicara dengan lawan jenis harus diperhatikan intonasi dan gaya bicaranya. Bagi wanita, jangan sekali-kali ketika berinteraksi dengan anak cowok menggunakan gaya bicara yang mendayu-dayu kayak penyanyi dangdut. Suaranya dibuat merdu merayu hingga menyisakan rasa penasaran yang amat sangat bagi kaum lelaki. Wow! Firman Allah: “Jika kamu bertakwa, maka janganlah kamu terlalu lemah lembut (mengucapkan perkataan, nanti orang-orang yang dalam hatinya ragu ingin kepadamu. Dan berkatalah dengan perkataan yang baik. “ (QS. al-Ahzab [33]: 32)

Ketiga, menutup aurat. Nggak salah neh? Kalo aktivis kan udah ngeh soal itu Bang? Bener. Harusnya memang begitu. Tapi, banyak juga yang belum tahu bagaimana cara mengenakan busana sesuai syariat. Akhwatnya masih pake kerudung gaul yang ‘cepak’ abis! (kalo yang bener kan ‘gondrong’. He..he..). Iya, kerudungnya aja modis banget. Pake lipstik lagi bibirnya. Bedakannya tebel banget pula. Minyak wanginya? Bikin ikan sekom ngapung!

Jadi buat para akhwat, jangan tabarujj deh. Duh, kebayang banget lucunya kalo aktivis pengajian tabarujj alias tampil pol-polan dengan memamerkan kecantikannya. Jangan ya, Allah Swt. berfirman: “...dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu” (QS al-Ahzab [33]: 33)

Banyak lho yang mengaku aktivis masjid tapi kelakuannya masih begitu. Jadi, mari kita sama-sama membenahi diri kita dan juga teman-teman yang lain sesama aktivis masjid. perubahan memang butuh proses. Tapi, kudu dimulai dari sekarang. Siap kan? Heu-euh!

Keempat, kurangi berhubungan. Mungkin ketemu langsung sih nggak, tapi komunikasi jalan terus tuh. Mulai dari sarana ‘tradisional’ macam surat via pos, sampe yang udah canggih macam via telepon, HP, dan juga internet. Wuih, ketemu langsung emang jarang, tapi kirim SMS dan nelponnya kuat. Apalagi kalo urusan chatting, pake ada jadwalnya segala. Udah gitu, kirim-kirim e-mail pula. Hmm... jadi tetep berhubungan kan? Emang sih bukan masuk kategori khalwat. Tapi kan bisa menumbuhkan rasa cinta, suka, dan sayang? Nggak percaya? Jangan dicoba! He..he..

Kelima, jaga hati. Ya, meski sesama aktivis pengajian, bisikan setan tetap berlaku. Bahkan sangat boleh jadi makin kuat komporannya. Itu sebabnya, kalo hatimu panas terus karena panah asmara itu, dinginkan hati dengan banyak mengingat Allah. Mengingat dosa-dosa yang udah kita lakukan ketika sholat dan membaca al-Quran. Firman Allah Swt.: “Ingatlah dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (ar-Ra’du [13]: 28)

Oke deh, kamu udah punya modal sekarang. Hati-hatilah dalam bergaul dengan teman satu pengajian. Jaga diri, kesucian, dan kehormatan kamu dan temanmu. Jangan nekat berbuat maksiat. Kalo udah TKD alias Teu Kuat Deui, segera menikah saja (kalo emang udah mampu). Kalo belum mampu? Banyakin aktivitas bermanfaat dan seringlah berpuasa.

Emang sih kalo pengen ideal, kudu ada kerjasama semua pihak; individu, masyarakat dan juga negara. Hmm.. soal cinta juga urusan negara ya? Negara wajib meredam dan memberantas faktor-faktor yang selalu ngomporin masyarakat untuk berbuat yang nggak-nggak. Betul? Jadi, jangan sampe ukhuwah kita berubah jadi demenan! Catet yo.?

Selasa, 26 April 2011

BOCORAN KONFERENSI IBLIS, SETAN, DAN JIN

__dapet forward-an dari sahabat,, smg bisa menjadi bahan renungan buat kita semua__

Dalam sebuah konferensi bagi iblis, setan dan jin ditetapkanlah empat hal: Pertama, iblis, setan dan jin tidak dapat melarang kaum muslimin pergi beribadah ke mesjid. Kedua, mereka tidak dapat melarang kaum muslimin membaca al-Qur’an dan mencari kebenaran. Ketiga, mereka tidak dapat melarang kaum muslimin mendekatkan diri kepada Tuhan mereka, Allah SWT dan pembawa risalah-Nya Muhammad SAW. Keempat, pada saat kaum muslimin melakukan hubungan dengan Allah, maka kekuatan Iblis, Setan dan Jin akan lemah dan lumpuh.
Oleh karena itu, konferensi menetapkan, biarlah umat Islam tetap pergi ke mesjid, biarlah mereka melakukan kebiasaan mereka, tetapi CURI WAKTU MEREKA, ini kata kunci kita, sehingga mereka tidak punya waktu lagi untuk mendekatkan diri kepada Allah. “Inilah yang akan kita lakukan!” kata pimpinan konferensi.“Alihkan perhatian mereka dari usaha mendekatkan diri kepada Allah dan awasi terus kegiatan mereka sepanjang hari.”
“Bagaimana kami melakukannya?” Tanya peserta konferensi lainnya. “Sibukkan mereka dengan hal-hal yang tidak penting dalam kehidupan mereka, ciptakan budaya agar mereka selalu sibuk dalam urusan dunia,” kata sang Iblis.“Rayu mereka agar suka belanja, belanja dan belanja. Berhutang, berhutang dan berhutang.” Iblis melanjutkan, “bujuk para istri agar bekerja di luar rumah sepanjang hari dan para suami bekerja 6 -7 hari dalam seminggu, 11 – 12 bulan dalam setahun sehingga mereka merasakan jiwa mereka hampa, hati mereka gersang dan hidup ini sangat kosong walaupun mereka mengaku Muslim dan suka beribadah. Jangan biarkan mereka menghabiskan waktu berkumpul bersama anak-anak mereka.”
“Jika keluarga mereka mulai tidak harmonis, mereka akan merasa bahwa rumah mereka bukanlah tempat yang nyaman untuk kembali sepulang bekerja. Ciptakan dan dorong terus cara berfikir seperti itu agar mereka tidak mendapat ketenangan di rumah.”
“Pikat mereka untuk membunyikan radio dan kaset selama mereka berkendaraan. Dorong mereka untuk menyetel TV, CD, VCD dan PC di rumah mereka sepanjang hari. Bunyikan musik terus menerus di rumah-rumah, di semua restoran dan toko-toko setiap hari. Ciptakan lingkungan yang jauh dari suasana agama. Hal ini akan mempengaruhi hati dan pikiran mereka sehingga jiwa mereka rusak dan rusak pula lah hubungan mereka dengan Allah dan rasul-Nya. Penuhi meja-meja rumah mereka dengan bacaan-bacaan yang banyak menyita waktu. Cekoki mereka dengan berbagai gosip setiap hari. Serang mereka denga berbagai iklan-iklan di televisi, radio, koran, majalah dan di jalanan sampai mereka banyak membeli yang sesungguhnya mereka tidak perlu. Dorong agar mereka menghidupkan budaya konsumtif. Banjiri kotak surat mereka dengan informasi tak berguna, katalog-katalog, undian-undian, tawaran-tawaran dari berbagai macam iklan.”
“Muat gambar-gambar wanita cantik. Buka aurat mereka, perlihatkan kelangsingan tubuh dan kulit yang mulus, di majalah, TV dan iklan untuk menggiring para suami berfikir bahwa PENAMPILAN itu menjadi unsur terpenting, sehingga membuat para suami tidak tertarik lagi pada isteri-isteri mereka.”
“Bila para istri atau suami merasa lelah dan jenuh, giringlah mereka untuk datang mencari hiburan ke kafe-kafe, pusat-pusat hiburan dan belanja. Jangan sampai mereka datang ke masjid, ke pengajian, ke ustadz/kiyai nanti mereka jadi jauh dari kita.”
“Buatlah kegemaran dan ketergantungan pada makanan modern yang bermerk, yang bergengsi, yang sedang trend, fastfood, yang secara tak disadari akan merusak kesehatan mereka. Jauhkan mereka dari makanan-makanan alami. Ciptakan pandangan bahwa makanan yang alami (seperti umbi-umbian dan tumbuh-tumbuhan) itu ketinggalan zaman, kampungan dan seterusnya. Ini strategi kita menyerang mereka dari sisi makanan. Ketika mereka akan memakan sesuatu, lupakan ingatan mereka dari halal, haram dan syubhat. Buat mereka tidak sempat memikirkan itu.”
“Ingat!” kata Iblis bersemangat, “Makanan punya pengaruh kuat terhadap jiwa. Jiwa itulah yang akan kita rusak tanpa mereka sadari. Inilah jalan yang bisa kita lakukan.”
“Jangan lupa, ciptakan dalam fikiran mereka bahwa sumber kebahagiaan itu adalah UANG… UANG… dan UANG, sehingga mereka terus mencarinya dengan menghalalkan segala cara. Ciptakan kesenangan itu pada HARTA, BENDA, POPULARITAS dan KEKUASAAN. Habiskan waktu mereka untuk mencari dan mandapatkan itu semua.”
“Buatlah para isteri menjadi sangat letih pada malam hari. Buatlah mereka sering sakit kepala. Jika para isteri tidak memberikan cinta yang diinginkan sang suami, maka dia akan mulai mencari di luar. Inilah yang akan mempercepat retaknya sebuah keluarga."
"Terbitkan buku-buku cerita untuk mengalihkan kesempatan mereka mengajarkan anak-anak mereka tentang pentingnya shalat. Sibukkan mereka terus menerus sehingga tidak lagi punya waktu untuk mendalami agama dan mengkaji bagaimana Allah menciptakan alam semesta."
"Kosongkan hati mereka. Arahkan mereka ke tempat-tempat hiburan, fitness, pertandingan-pertandingan, konser musik dan bioskop. Buatlah mereka menjadi SIBUK, SIBUK, DAN SIBUK. Perhatikan, jika mereka jumpa dengan orang shaleh, bisikan gosip-gosip dan percakapan tidak berarti sehingga percakapan mereka tidak berdampak apa-apa.”
"Isi kehidupan mereka dengan keindahan-keindahan semu yang akan membuat mereka tidak punya waktu untuk mengkaji kebesaran Allah. Dan dengan segera mereka akan merasa bahwa keberhasilan, kebaikan, kesehatan keluarga adalah merupakan hasil usahanya yang kuat (bukan atas izin Allah).”
Para iblis, jin dan setan pun berteriak gembira: “PASTI BERHASIL, PASTI BERHASIL… RENCANA YANG BAGUS….!!!!. “Ingat!” pimpinan konferensi kembali menegaskan, “Sekali lagi saya mengingatkan. Biarkan mereka menjalankan agama mereka: pergi ke masjid, shalat, pengajian, dan membaca Al-Qur’an. Tapi, pengaruhi hati dan fikiran mereka dari sisi lain. CURI WAKTU MEREKA dan ALIHKAN PERHATIAN MEREKA. Dari sisi itu kita bisa masuk dan cara itulah yang ampuh untuk menjalankan misi kita. Biarkan mereka seperti taat beragama tetapi sesungguhnya jiwa, cara hidup dan cara berfikir mereka jauh dari agama.”
Iblis, setan dan jin kemudian pergi menyebar dengan penuh semangat melakukan tugas untuk membuat kaum muslimin menjadi lebih sibuk dalam urusan dunia, mencari kesenangan, pesta dan hura-hura. Dan, hanya menyisakan sedikit saja waktu buat Allah sang Pencipta. Tidak lagi punya waktu untuk bersilaturrahmi dan saling mengingatkan akan agama, kebenaran, Allah dan rasul-Nya.
Rahasia setan, iblis dan jin sudah dibocorkan. Masihkah kita akan terlena oleh kehidupan ini? Masihkan kita akan terus menonton TV, mendengarkan musik tak henti-henti, terus-menerus mengisi waktu dengan hiburan? Akankah kita yang jauh dari Allah ini, yang hidupnya dihabiskan untuk mencari uang, kerja dan kerja tak habis-habisnya, mengejar kesenangan dan urusan dunia lainnya, masihkah akan menganggap keadaan kita ini “biasa-biasa saja”?

Minggu, 24 April 2011

10 Koleksi Motivasi yang Membuat Semangat Setiap Hari

Ada kalanya sewaktu bangun di pagi hari, tubuh rasanya malas-malasan, enggan bangun untuk mulai beraktivitas, inginnya bersembunyi di bawah selimut saja. Rasa malas semacam ini mungkin nyaman, namun tidak memberikan sesuatu bagi anda agar menjadi orang yang lebih baik.

Karenanya saya ingin berbagi sesuatu buat anda semua. Inilah 10 kumpulan kata-kata mutiara motivasi penggugah semangat dan pendorong ACTION. Sepuluh kumpulan kalimat mutiara dan motivasi ini sangat baik anda simpan dan anda baca secara rutin (bisa setiap bangun pagi, ketika siang hari, sore hari, atau sebelum tidur), sesuai makna dari masing-masing kalimat. Sebagai contoh, seperti kalimat nomor satu di bawah ini, sangat baik dibaca tiap bangun pagi.
Tanpa perlu berpanjang lebar lebar lagi, berikut 10 koleksi kata kata motivasi emas penggugah semangat dan pendorong ACTION untuk hidup menjadi lebih baik.

1. Pagi ini, saya bangun dalam keadaan sangat baik. Saya bangun dengan hati yang senang. Seperti mentari pagi yang menjalankan tugasnya menyinari semesta, saya pun bangun dan segera menjalankan tugas dan aktivitas saya hari ini. Saya akan melakukan tugas saya dengan sebaik-baiknya.

2. Saya adalah orang yang penuh motivasi. Setiap hari motivasi saya makin berkobar. Saya sangat YAKIN dan PERCAYA kalau apa yang saya impikan nanti bakal menjadi kenyataan. Saya percaya itu. Keyakinan ini bahkan sudah mengakar ke alam bawah sadar saya. Setiap kali saya merasa lemas, alam bawah sadar saya mengingatkan dan memberi motivasi kalau “saya bisa!”, bahwa “saya adalah seorang pemenang.”

3. Ketika saya berbicara, suara saya terdengar jelas, kuat, dan percaya diri. Saya sekarang percaya diri dalam segala situasi. Sebab saya adalah pemimpin yang memimpin dengan penuh kepercayaan diri.

4. Saya sekarang hidup dipenuhi keyakinan, kepercayaan dan kepastian. Saya sekarang orang yang percaya diri dan tegas. Dan hari ini saya menggunakan 100 % kapasitas diri saya. Tiap berjalan dan bergerak, saya menjalankannya dengan penuh keyakinan, namun tetap tenang. Saya sekarang adalah sosok yang kuat, mengesankan, dan lebih menarik setiap harinya. Kepercayaan diri dan kemampuan saya terus meningkat secara drastis tanpa henti.

5. Setiap hari saya bertambah baik dan makin bertambah baik. Saya menetapkan tujuan yang jelas dan membangun motivasi kuat untuk meraih apa yang saya inginkan. Sekarang segalanya menjadi jelas. Apa yang saya bayangkan dulu, kini kian dekat menjadi kenyataan. Lebih dekat dan makin dekat. Dan saya percaya SAYA BISA mendapatkannya. Tiap saat saya menerima banyak sekali anugerah dan kebaikan dalam hidup ini. Seluruh tubuh saya sekarang jadi tahu, apa misi dan tujuan saya hidup di dunia ini.

6. Saya percaya pada keyakinan kuat yang tertanam dalam diri saya. Berkat motivasi yang bertambah kuat setiap saat. Apapun yang saya percaya bisa dapatkan, saya yakin bisa saya dapatkan. Saya menciptakan “keberuntungan” saya tiap hari. Saya mencapai tujuan-tujuan saya dengan penuh riang gembira. Saya visualisasikan apa yang saya inginkan dan saya melakukan ACTION seperti dalam visualisasi tersebut. Dengan keyakinan ini saya bisa mewujudkan kenyataan apapun yang saya mau.

7. Semua yang saya butuhkan ada dalam diri saya sekarang. Saya adalah sosok yang bersahabat, terbuka, dan percaya diri. Saya juga pemberani dan tegas. Dengan semua ini saya mampu mengubah apapun dalam hidup saya seperti yang saya inginkan. Dan saya siap menerima tanggung jawab untuk perubahan hidup yang saya akan alami nanti.

8. Saat saya berbicara dengan orang lain, saya menatap mata lawan bicara saya dan berbicara dengan percaya diri. Saya buat momen itu menjadi begitu menyenangkan. Dalam tiap gerakan tubuh yang saya lakukan, saya melakukannya dengan tenang dan penuh percaya diri. Setiap kali kelopak mata saya tertutup dan saya menghirup udara dalam-dalam, kepercayaan diri saya bertambah kuat dan memenuhi seluruh bagian-bagian dalam tubuh saya. Saya melihat diri saya sekarang adalah sosok penuh percaya diri, punya keyakinan, dan berani mengambil tindakan.

9. Setiap hari, energi percaya diri dan rasa antusias saya meningkat drastis. Sebab saya punya komitmen untuk terus meningkatkan kemampuan diri saya setiap hari. Apa yang saya bayangkan bisa saya lakukan, pasti saya bisa lakukan. Dan saya melakukannya dengan konsisten dan penuh keberanian.

10. Ekspresi wajah saya saat ini menggambarkan rasa yakin dan percaya diri. Sekarang saya mengalami masa-masa paling menyenangkan dalam hidup saya. Dan momen ini menginspirasi saya untuk lebih percaya diri dan memiliki harga diri. Saya berbicara pada diri saya dan orang-orang di sekitar saya dengan keyakinan. Saya sekarang mengontrol seluruh diri saya. Perkataan saya, pikiran saya, dan perasaan saya, semuanya ada dalam kendali saya. Rasa percaya dalam diri saya ini bukan hanya menginsiprasi saya sendiri, namun juga menginspirasi setiap orang yang saya temui.

Simpan koleksi kata-kata mutiara dan kalimat motivasi di atas. Anda pilih kata-kata yang anda rasa paling sesuai kebutuhan anda. Saran saya, sebaiknya anda baca rutin kata kata motivasi pilihan anda tersebut. Bisa di waktu pagi hari selepas bangun tidur, siang hari saat beristirahat, sore hari selepas mandi, atau malam hari sebelum tidur.

Lihat perbedaannya dalam beberapa hari ke depan. Anda akan temukan diri anda sebagai orang yang berbeda. Anda menjadi menjadi orang yang lebih baik dibanding ketika pertama kali menemukan artikel ini. Buktikan!


Credit:
www.inspirasionline.com

Jumat, 15 April 2011

Siapa Bilang Aktivis Dakwah Ngga Boleh Jatuh Cinta

Siapa Bilang Aktivis Dakwah Ngga Boleh Jatuh Cinta


Ngomongin masalah cinta, memang tiada habisnya… dari ABG sampe kakek-nenek. Coba deh kamu tanya sama kakek atau nenek kamu tentang kata yang satu ini, pasti aura wajahnya berbinar seketika, mungkin mengingat masa mudanya yang telah lalu dan bercerita dengan semangat jiwa mudanya, tapi nggak usah jauh-jauh tanya ke nenek atau kakek deh, tanya aja ke orang tua kamu! Pasti langsung senyum ketika ditanya. Kenapa? Karena manusia hidupnya tidak jauh dengan cinta… karena setetes sifat-Nya telah diwariskan pada kita…Ar-Rahman & ar-rahiim yang identik dengan kecintaan.

Tulisan ini adalah pengalaman saya dengan beberapa teman, ngomong-ngomong masalah cinta di kalangan aktivis dakwah mungkin masih agak malu ya? (Hahaa…padahal diem-diem suka juga tuh ngomongin hayooo ngaku!). Aktivis dakwah dikenal sebagai orang yang katanya anti-pacaran (ya iyalah…kecuali setelah nikah)

Aktivis Dakwah Juga Manusia

Di mata orang-orang umum, mungkin agak aneh ketika ada seorang akhwat atau ikhwan yang kepergok bilang ”Subhanallah…” sambil ga sengaja mandang lawan jenis yang kebetulan lewat. Ini pernah terjadi sama saya, saat saya bilang: “Subhanallah…” lantas teman saya yang ammah nanya, “kenapa?”, lantas saya bilang, “Ngga, tadi liat itu…"(sambil nunjuk orang yang dimaksud)

Eeh temanku dengan spontannya bilang, “Yaa ampunn…kamu bisa suka juga ya?” aku yang setengah bingung jadi balik nanya “Loh? Emang kenapa?" dia jawab, “Ngga, baru ngeliat kamu kagum gitu...suka,” aku dengan gondoknya dalam hati, “Yaa bisaalah….gw kan juga manusia kaliii….punya hati.” (tapi ingat, pandangan pertama itu rezeki dan pandangan setelahnya adalah dosa)

Pernah ngga sih kalian dibilang aneh ketika kagum melihat seseorang yang secara ngga sengaja berpapasan dan melihatnya? Kalo kubilang, ngga ada yang aneh tuh, justru aneh kalo kita ngga pernah ngerasain hal yang namanya cinta…kenapa? Karna kita manusia, yang jelas secara lahiriyah kita punya sifat itu…emang akitivis dakwah malaikat apa?

Banyak dari golongan seberang sana yang bilang kalo orang-orang semacam aktivis dakwah itu munafik? (Haaa? Munafik?) kayanya mesti diralat tuh, munafik di mananya ya?

(Iya... munafik: Kalo suka ya bilang aja suka... ngga usah pake nunduk-nunduk segala kalo ngomong, ngga usah pake malu segala... malu-malu kucing, malu tapi mau… muna tau gaa!!)

Loohhh? Ini siy namanya bukan munafik, tapi menjaga hati…jatuh cinta boleh, suka atau kagum juga boleh…tapi yaa dalam batas wajarlah… jangan sampe malah ngebayangin (udah zina pikiran), telepon-teleponan (udah zina telinga), atau apalah itu…yang membuat pintu maksiat jadi terbuka lebih lebar. Lagian emang makna munafik apaan sih? Munafik itu kan mengingkari kebenaran padahal ia sudah jelas-jelas tau itu benar, mengakui kebenaran dengan lisannya tetapi sesungguhnya dalam hatinya ia mengingkari… dalam hal ini adalah masalah aqidah. Nah, itu tuh munafik yang sebenarnya.

Kalian tau kan? Orang-orang kayak aktivis dakwah sering dilihat sebagai jamaah malaikat (you know lah…). Jadi ada beratus-ratus pasang mata manusia yang selalu memperhatikan gerak-geriknya. Salah sedikit, pasti langsung deh dibilang, ”Tuh, kaannn... mereka tuh sama ajaa, cuma jilbabnya aja pada kaya gorden, janggutnya aja pada panjang, tapi kelakukan sammaa ajaaa!”

Well, aktivis dakwah memang bukan jama’ah malaikat, tapi tau kah teman-teman? Diam-diam golongan seberang sana sering menjadikan tolak ukur kebaikan pada kita, diam-diam laki-laki di seberang sana juga menginginkan pendamping hidup yang menjaga pandangan seperti akhwat-akhwat kita…dan diam-diam wanita di seberang sana juga tertarik pada ikhwan kita yang terlihat kalem dan berwibawa. Jadi jangan heran deh kalau ada di antara kita ada yang pernah didekati mereka. Dan tidak jarang juga di antara kita ada yang memilih menjauh dari jama’ah hanya karena ingin melegalkan hubungan lawan jenis, yang nyatanya memang lebih mengalahkan logika dan suara hati yang jelas-jelas tahu kalo itu salah.

Lebih baik mana coba? Mantan penjahat atau mantan ustad? Sering kali ketika kita sudah berada di atas jalan kebenaran tetapi malah memilih untuk berbalik arah menuruti bisikan halus syaitan (Hiiyyy…padahal kalo denger suara yang aneh-aneh tanpa sosok di tengah malem pada takut tuh...). Tapi kenapa saat kita melakukan hal yang jelas logika kita tahu itu salah dan dosa kita melakukannya tanpa ada rasa takut dan bersalah?

Dzat Mulia yang telah menciptakan kita tidak pernah melarang hamba-Nya jatuh cinta. Karena Dia telah mewariskan setetes dari sifat Ar-Rahman dan Ar-RahimNya. Itu sebabnya manusia memiliki rasa cinta dan sayang. Tapi Allah telah membatasi sifat itu dengan aturan-aturan mulia-Nya, agar manusia tidak masuk ke dalam dunia yang nantinya akan membuat manusia menderita berkepanjangan (baca : NERAKA).

Manusia itu makhluk ajaib, kenapa? Kalau ditanya, siapa yang mau masuk neraka? Pasti semua jawab TIDAK MAUUU... tapi anehnya, masih banyak manusia yang tidak mau berjalan pada jalurnya. Kalo kita main game Driver, Crash Bandicot atau permainan balap sejenisnya, sudah terlihat tuh jalur pasti yang nyampe finish yang mana. Tapi kenapa banyak orang yang memilih jalur lain yang belum tentufinishnya... kalo di game ada istilah cheat/ cara-cara singkat untuk mendapatkan hasil yang menguntungkan si pemain. Nah, kalo kita, Allah sudah jelas-jelas memberi tahu lewat cheatnya (baca : Al Quran) tentang cara-cara supaya kita bisa jadi penghuni tempat paling indah dan tak pernah terbayang indahnya, bahkan sudah dibukukan malah. Jadi kita tidak perlu mencari lembar per lembarnya, atau kalimat per kalimatnya. Aahhhh... tapi sayangnya, manusia sering ”buta”.

JATUH CINTA ITU BOLEH DAN HALAL...

Kata siapa? Memang betul, tetapi jatuh cinta yang seperti apakah? Tentunya yang sudah dibingkai dengan pernikahan yang sah. Kalau sudah menikah, boleh deh tuh saling gombal sampe eneg, telpon-telponan sampe berbusa, bibir dower, kuping lebar, atau sms-an sampe jempol tipis, mikirin sampe ga makan (ehh, kalo yang ini mah jangan ya, entar malah kurus lagi, hee) karena semua telah halal, dan semuanya telah menjadi pahala. Cemburunya membuat kita makin cinta, yang rindunya membuat kita selalu beribadah, yang resahnya membuat kita selalu berdoa, sebab semua menjadi ibadah, sebab semua telah halal. UNDERSTAND?

So, siapa yang masih mau Jatuh Cinta? (yang jawab ngga mau, berarti boong yaa.. ;P). Gini aja deh, singkatnya (padahal udah panjang lebar yah dari tadi? Hee), yang masih mau jatuh cinta, lebih baik sibuk untuk mempersiapkan diri, yang wanita siap-siap jadi istri dan ibu buat generasi-generasi dahsyatnya, dan yang laki-laki siap-siap jadi suami dan ayah yang tangguh. Caranya pasti udah pada tau kan? Kalo belom tau, waaahhh, cari tau aja ya! Hee, sebab di sini saya hanya menjadi pengantar aja, supaya rekan-rekan berpikir beribu kali kalo mau jatuh cinta terus memperturutkan nafsu. Okeee.....? J

Salam cinta selalu!

Bogor, 30 Desember 2010

penulis : adriana

Kubuktikan Cinta Itu dengan Sabar,, Ana Uhibbuki fillah ya Ukhti

Bissmillahirrohmanirrohim,,,,,

Hal ini harus terulang kembali, kembali terulang, seperti sesuatu yang sangat mengerikan,,

Allah,,,, Kau Maha Tahu apa yang ada dalam setiap jiwa manusia, apa yang tampak dan yang tersembunyi, apa yang menjadikan hambaMU ini gundah gulana, dan apa yang menyebabkan hamba kembali meneteskan air mata oleh orang yang sama,,, oleh orang yang sudah saya anggap sebagai saudara, oleh orang yang saya sayangi melebihi diri saya sendiri, kenapa??? Apakah Engkau belum yakin bahwa saya sudah cukup sabar dalam mengehadapi hidup ini, sehingga Kau kembali menguji lagi, dan lagi kesabaranku ini?

Yah,,, mungkin aku belum cukup sabar,,, maka Engkau pun memberikan ujian untuk menguji kesabaranku, tapi sampai kapan???

Aku pun hanya bisa kembali membasahi bantalku dengan air mata, entah ,,, apakah air mata ini merupakan bukti dari ketidaksabaranku, ataukah,,,,,, bukti kelemahanku???

Hamba mohon, jika memang hamba bersalah, jangan ia perlakukan hamba seperti ini, sakittttttt,,,,,,,

Ia telah kembali merobek2 hatiku yang dengan susah payah hamba tambal dengan benih keimanan yang masih tersisa,,,, kembali membuka luka itu,, hingga kembali bernanah dan membengkak.

Namun, Sakit ini kini sudah menjadi suatu kebiasaan sejak 2 tahun yang lalu,,, sampai aku sendiri merasa begitu akrab dengannya,,,,

Saudaraku,,,, ingin sekali kuketahui apa penyebab kau berbuat seperti demikian,,, kau boleh menyakitiku,, aku ikhlas,,, tapi jangan sampai kau sakiti pula yang lain, aku benar2 tidak ikhlas jika hal itu terjadi,,,

Sekarang, begitu banyak yang kau tutup-tutupi dariku, banyak sekali kepura2an yang kulihat darimu,,, banyak sekali hal yang tidak ingin kuketahui darimu,,, apakah karena kau sudah tidak percaya lagi padaku??? Ataukah kau hanya ingin menyembunyikan aibmu yang sebenarnya sudah kularang dan kuberi nasihat padamu dari dulu, namun sekarang kau malah melakukannya, bahkan berlebih???

Duhai,,,,, yang membolak-balikan hati setiap manusia,,,, hamba di sini, hanya bisa mengingatkan saudara hamba, hamba di sini, tidak mempunyai daya dan upaya sama sekali, kecuali Engaku Sang Pemberi Hidayah, kecuali Engkau yang kembali membawa dirinya pada peraduan agungMU, kembali menyadari bahwa ia telah salah langkah,,,, dan tak terasa buliran air mata ini kembali mengalir,,, deras,,, begitu deras,,, karena ketakmampuanku untuk kembali mengingatkanmu,,, karena ketakmampuanku untuk mengajakmu kembali dari kekhilafan itu,,,

Kubuktikan Cinta Itu dengan Sabar,, Ana Uhibbuki fillah ya Ukhty


Rabb,,, tidak ada kuasa sama sekali hamba atasnya,, hamba tahu,, hamba bukanlah sang pemberi hidayah,,, sombong sekali jika hamba berfikir seperti itu,,, semua telah engkau tetapkan,, semua telah Engkau atur dengan sedemikian rupa,,,,,

Kuserahkan kembali semuanya kepadaMU,,, hamba telah berusaha hingga titik nadzir terendah hamba,,,, hamba pasrah,,,jangan jadikan hamba termasuk orang-orang yang dzolim,,, yang tega mendzolimi saudara hamba sendiri,,,

Biarkan hamba ikhlas dengan semua ini, biarkan hamba terus bersabar untuk menghadapinya, dan biarkan hamba untuk terus tersenyum meskipun terasa sakit,,,

Tapi,,, harapan itu masih akan tetap ada,,, doa itu masih akan tetap kupanjatkan,,, hingga saudara hamba kembali menapaki jalan keridhoanMU.

Amin ya Rabbal’alamin,,,,,,


Jumat, 08 April 2011

Puisi Dakwah

Puisi Dakwah
Oleh: Aus Hidayat Nur

Katakanlah, "Inilah jalanku, aku mengajak kalian kepada Allah dengan bashiroh,
aku dan pengikut-pengikutku ? mahasuci Allah, dan aku bukan termasuk
orang-orang yang musyrik".(Qs. Yusuf : 108)

Jalan dakwah panjang terbentang jauh ke depan
Duri dan batu terjal selalu mengganjal, lurah dan bukit menghadang
Ujungnya bukan di usia, bukan pula di dunia
Tetapi Cahaya Maha Cahaya, Syurga dan Ridha Allah
Cinta adalah sumbernya, hati dan jiwa adalah rumahnya
Pergilah ke hati-hati manusia ajaklah ke jalan Rabbmu
Nikmati perjalanannya, berdiskusilah dengan bahasa bijaksana
Dan jika seseorang mendapat hidayah karenamu
Itu lebih baik dari dunia dan segala isinya?

Pergilah ke hati-hati manusia ajaklah ke jalan Rabbmu
Jika engkau cinta maka dakwah adalah faham
Mengerti tentang Islam, Risalah Anbiya dan warisan ulama
Hendaknya engkau fanatis dan bangga dengannya
Seperti Mughirah bin Syu'bah di hadapan Rustum Panglima Kisra

Jika engkau cinta maka dakwah adalah ikhlas
Menghiasi hati, memotivasi jiwa untuk berkarya
Seperti Kata Abul Anbiya, "Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku
semata bagi Rabb semesta alam"
Berikan hatimu untuk Dia, katakan "Allahu ghayatuna"

Jika engkau cinta maka dakwah adalah amal
membangun kejayaan ummat kapan saja dimana saja berada
yang bernilai adalah kerja bukan semata ilmu apalagi lamunan
Sasarannya adalah perbaikan dan perubahan, al ishlah wa taghyir
Dari diri pribadi, keluarga, masyarakat hingga negara
Bangun aktifitas secara tertib tuk mencapai kejayaan

Jika engkau cinta maka dakwah adalah jihad
Sungguh-sungguh di medan perjuangan melawan kebatilan
Tinggikan kalimat Allah rendahkan ocehan syaitan durjana
Kerja keras tak kenal lelah adalah rumusnya,
Tinggalkan kemalasan, lamban, dan berpangkutangan

Jika engkau cinta maka dakwah adalah taat
Kepada Allah dan Rasul, Alqur-an dan Sunnahnya
serta orang-orang bertaqwa yang tertata
Taat adalah wujud syukurmu kepada hidayah Allah
karenanya nikmat akan bertambah melimpah penuh berkah
Jika engkau cinta maka dakwah adalah tadhdhiyah,
Bukti kesetiaan dan kesiapan memberi, pantang meminta
Bersedialah banyak kehilangan dengan sedikit menerima
Karena yang disisi Allah lebih mulia, sedang di sisimu fana belaka
Sedangkan tiap tetes keringat berpahala lipat ganda

Jika engkau cinta maka dakwah adalah tsabat,
Hati dan jiwa yang tegar walau banyak rintangan
Buah dari sabar meniti jalan, teguh dalam barisan
Istiqomah dalam perjuangan dengan kaki tak tergoyahkan
Berjalan lempang jauh dari penyimpangan

Jika engkau cinta maka dakwah adalah tajarrud
Ikhlas di setiap langkah menggapai satu tujuan
Padukan seluruh potensimu libatkan dalam jalan ini,
Engkau da'i sebelum apapun adanya engkau
Dakwah tugas utamamu sedang lainnya hanya selingan

Jika engkau cinta maka dakwah adalah tsiqoh
Kepercayaan yang dilandasi iman suci penuh keyakinan
Kepada Allah, Rasul, Islam, Qiyadah dan Junudnya
Hilangkan keraguan dan pastikan kejujurannya?
Karena inilah kafilah kebenaran yang penuh berkah

Jika engkau cinta maka dakwah adalah ukhuwwah
Lekatnya ikatan hati berjalin dalam nilai-nilai persaudaraan
Bersaudaralah dengan muslimin sedunia, utamanya mukmin mujahidin
Lapang dada merupakan syarat terendahnya , itsar bentuk tertingginya
Dan Allah yang mengetahui menghimpun hati-hati para da'i dalam cinta-Nya
berjumpa karena taat kepada-Nya
Melebur satu dalam dakwah ke jalan Allah,
saling berjanji untuk menolong syariat-Nya.

Rabu, 06 April 2011

Hakikat Cantiknya Akhwat dan Tampannya Ikhwan

Hakikat Cantiknya Akhwat dan Tampannya Ikhwan

1. Makan dan minum secukupnya

Agar cantik dan tampan, akhwat dan ikhwan tidak boleh makan seenaknya/sesukanya dengan penuh kerakusan, tapi makan sebatas dapat menegakkan tulang-tulangnya untuk mendapatkan tenaga dalam menjalankan aktifitas sehari-hari dengan baik.

Ingatlah firman Allah swt.: “?makan dan minumlah, janganlah berlebih-lebihan/melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Q.S. Al A?raaf 7: 31). Kemudian dalam sebuah hadits diterangkan: “Dari Ibnu Umar r.a. dari Nabi saw. sabdanya: “Orang-orang kafir makan dengan tujuh perut, dan orang mukmin makan dengan sebuah perut.” (H.R. Muslim).

Rasulullah saw. menghindari makan dan minum berlebih-lebihan. Beliau makan dan minum hanya pada saat perut terasa lapar dan mengisi perut dalam tiga bagian, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minum, dan sepertiga untuk bernafas. Akibat banyak makan biasanya mudah obesitas, mudah terkena penyakit, cenderung malas ibadah, malas bekerja. dll.

2. Berolah Raga

Supaya kecantikan/ketampanan yang telah Allah swt. anugerahkan pada kita dapat dijaga, upayakan kondisi fisik selalu bugar melalui olah raga sesuai minat/usia masing-masing. Aturlah waktunya disela-sela kesibukan yang ada. Dalam suatu hadits diterangkan: “Orang mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah.” (H.R. Muslim).

Dengan berolah raga insya Allah jasad kita dapat lebih terawat, sehingga kondisi tersebut dapat membantu ikhwan/akhwat melaksanakan tugas rutin sehari-hari dengan energik.

3. Menjaga kebersihan

Yang perlu dijaga kebersihannya adalah seluruh anggota badan dan pakaian. Hadits Bukhari menerangkan: “? Mandilah pada hari Jumat dan keramaslah meskipun kau tidak dalam keadaan junub dan pakailah wewangian?” Perbedaan wewangian antara ikhwan dan akhwat ada, yaitu: Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata: Parfum pria adalah yang tercium aromanya dan tidak tampak warnanya dan parfum wanita adalah yang tampak warnanya dan tidak tercium aromanya.” (H.R. Tirmidzi dan An-Nasa?i). Ikhwan/akhwat hendaknya dapat menjaga penampilan diri dari bau keringat yang tidak sedap.

Juga dalam hadits Bukhari dan Muslim diterangkan kebersihan badan seseorang dengan menjaga lima perkara yang termasuk fitrah, yaitu khitan, mencukur rambut kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku, dan memendekkan kumis.

Untuk kebersihan pakaian, Imam Ahmad dan Nasai meriwayatkan hadts dari Jabir r.a., ia berkata: “Rasulullah saw. pernah mengunjungi aku. Ketika beliau melihat seorang laki-laki lewat dengan pakaian lusuh dan kumal, beliau bertutur: Rupanya ia tidak mempunyai sabun untuk mencuci pakaiannya itu.” Pada hadits ini, Rasulullah saw. tidak menyukai seseorang yang bertemu dan berkumpul dengan orang lain memakai baju yang kotor dan lusuh selama ia mampu mencuci dan membersihkannya.

Rasulullah saw. mengajarkan kita bahwa pakaian seorang muslim harus selalu rapi dam bersih, sehingga penampilannya sedap di pandang mata. Tentu saja, pakaian tersebut tidak perlu yang selalu baru apalagi kebiasaan mengoleksi baju dengan jumlah berlebih-lebihan, yang terpenting adalah rapi dan bersih, karena pakaian yang menjadi rizki kita sesungguhnya apa-apa yang sampai tidak dapat terpakai lagi oleh diri masing-masing.

Menjaga kebersihan gigi dan mulut, “Seandainya tidak memberatkan kepada umatku, pasti aku suruh mereka untuk bersiwak setiap kali akan shalat.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Memelihara kebersihan rambut, Rasulullah saw. bersabda: “Barang siapa yang memiliki rambut, maka hendaklah ia menghormatinya (memeliharanya).” (H.R. Abu Daud dan Abu Hurairah r.a.). Menghormati rambut itu maksudnya membersihkan, menyisir, memberi wewangian (minyak rambut), dan memeliharanya dengan baik. Islam tidak menyukai orang yang membiarkan rambutnya berantakan/acak-acakan, kotor, dan bau.

4. Merapikan Diri

Firman Allah swt.: “Katakanlah, siapakah yang mengharamkan perhiasan Allah yang Dia keluarkan untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rizki yang baik-baik?” (Q.S. Al A?raf 7: 32).

Dalam menafsirkan ayat tersebut, Imam Qurthuby berkata: “Imam Makhul meriwayatkan dari Aisyah r.a., ia bercerita: “Pernah sekelompok sahabat menunggu Rasulullah saw. di depan pintu. Ketika beliau hendak keluar menemui mereka, beliau bercermin di air yang ada di dalam bejana di dalam rumah. Setelah beliau merapikan rambut dan jenggotnya, aku (Aisyah) berkata: “Engkau lakukan ini, wahai Rasulullah?” “Ya, bila seseorang akan menjumpai saudaranya hendaklah ia merapikan dirinya. Karena sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan,” jawab Rasulullah saw.”

Setiap orang perlu memelihara kerapian dirinya, janganlah membiarkan diri dalam penampilan kusut dan kumal dengan dalih ingin zuhud. Rasulullah saw. sendiri menganjurkan untuk berpenampilan rapi, padahal beliau adalah orang yang paling tawadhu dan zuhud.

Maka, selama memperapi diri itu tidak berlebihan, Allah swt. menganjurkan, “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkannya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rizki yang baik-baik?” Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) untuk orang-orang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.” (Q.S. Al A?raf 7: 31-32).

Namun wanita muslimah tidak boleh tabaruj. Allah swt. telah melarang tabaruj melalui Q.S. An-Nur 24 : 60 dan Q.S. Al Ahzab 33 : 59. Menurut Ibnu Katsir, tabaruj berarti wanita yang keluar rumah dan berjalan/memamerkan diri di hadapan laki-laki (tabaruj jahiliah). Menurut Bukhari, tabaruj adalah tindakan seorang wanita yang menampakkan kecantikannya kepada orang lain, dan menurut Muqatil tabaruj adalah wanita yang melepaskan jilbabnya, memperlihatkan kalung dan gelangnya.

Juga wanita muslimah yang benar selalu sadar dan ingat pada konsep sikap tawazun (pertengahan/keseimbangan) dalam segala hal, jangan sampai berdandan/merapikan diri berlebih-lebihan atau mengukur penampilan diri berdasarkan kekayaan materi. “Celakalah hamba dinar dan dirham dan hamba sutera dan beludru. Jika ia diberi nikmat, ia senang dan bila tidak diberi ia benci.” (H.R. Bukhari).

Yang terakhir, agar penampilan ikhwan/akhwat dapat cantik dan tampan perlu dilengkapi dengan terpeliharanya unsur akal pikiran dengan ilmu. Memang, tidak semua orang punya kecerdasan dan kesempatan yang sama. Tetapi, ikhwan/akhwat harus selalu mencari dan meminta tambahan ilmu kepada Allah swt., sebagaimana diterangkan dalam firman Allah swt., “?Dan Katakanlah, “Ya Rabbi, tambahkanlah kepadaku ilmu.” (Q.S. Thaha 20: 114). Dalam sebuah hadits, Aisyah r.a berkomentar: “Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar. Mereka tidak malu-malu untuk bertanya dalam rangka tafaquh fiddin (mendalami masalah agama).” (H.R. Bukhari Muslim).

Oleh karena itu, yang perlu tetap diusahakan adalah memiliki kepedulian untuk selalu berusaha menambah/memahami/mengamalkan ilmu Islam sedikit demi sedikit, adanya proses mencari ilmu sampai akhir hayat, sebab hal tersebut akan menjadi landasan berfikir dan beramal seseorang. Begitu pula ilmu lainnya, kita pelajari sebagai sarana bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah swt. Sehingga insya Allah, dengan terpadunya unsur hati, jasad/fisik, dan ilmu pada diri ikhwan dan akhwat, ketampanan dan kecantikan kita dapat membawa keselamatan dunia dan akhirat. Wallahu A?lam Bishshawab.

Ya Allah, jadikanlah cahaya di hatiku, cahaya di kuburku, cahaya di hadapanku, cahaya di belakangku, cahaya di kananku, cahaya di kiriku, cahaya di atasku, cahaya di bawahku, cahaya pada pendengaranku, cahaya pada penglihatanku, cahaya pada rambutku, cahaya pada kulitku, cahaya pada dagingku, cahaya pada darahku, cahaya pada tulang-tulangku. Wahai Tuhanku, besarkanlah bagiku cahaya dan berikanlah bagiku cahaya dan jadikanlah padaku cahaya dan tambahkanlah padaku cahaya, tambahkanlah padaku cahaya, tambahkanlah padaku cahaya. Aamiin.

Senin, 04 April 2011

Kenapa Harus Wanita Shalihah?

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم


Kenapa Harus Wanita Shaliha?

Terkadang orang heran dan bertanya, kenapa harus mereka?

Yang bajunya panjang, tertutup rapat, dan malu-malu kalau berjalan..

Aku menjawab.. Karena mereka, lebih rela bangun pagi menyiapkan

sarapan buat sang suami dibanding tidur bersama mimpi yang kebanyakan

dilakukan oleh perempuan lain saat ini..

Ada juga yang bertanya, mengapa harus mereka?

Yang sama laki-laki-pun tak mau menyentuh, yang kalau berbicara ditundukkan pandangannya.. Bagaimana mereka bisa berbaur…

Aku menjawab.. Tahukah kalian.. bahwa hati mereka selalu terpaut

kepada yang lemah, pada pengemis di jalanan, pada perempuan-perempuan

renta yang tak lagi kuat menata hidup. Hidup mereka adalah sebuah

totalitas untuk berkarya di hadapan-Nya.. Bersama dengan siapapun selama

mendatangkan manfaat adalah kepribadian mereka.. Untuk itu, aku

menjamin mereka kepadamu, bahwa kau takkan rugi memiliki mereka, kau

takkan rugi dengan segala kesederhanaan, dan kau takkan rugi dengan

semua kepolosan yang mereka miliki.. Hati yang bening dan jernih dari

mereka telah membuat mereka menjadi seorang manusia sosial yang lebih

utuh dari wanita di manapun..

Sering juga kudengar.. Mengapa harus mereka?

Yang tidak pernah mau punya cinta sebelum akad itu berlangsung, yang

menghindar ketika sms-sms pengganggu dari para lelaki mulai berdatangan,

yang selalu punya sejuta alasan untuk tidak berpacaran.. bagaimana

mereka bisa romantis? bagaimana mereka punya pengalaman untuk menjaga

cinta, apalagi jatuh cinta?

Aku menjawab..

Tahukah kamu.. bahwa cinta itu fitrah, karena ia fitrah maka

kebeningannya harus selalu kita jaga. Fitrahnya cinta akan begitu mudah

mengantarkan seseorang untuk memiliki kekuatan untuk berkorban,

keberanian untuk melangkah, bahkan ketulusan untuk memberikan semua

perhatian.

Namun, ada satu hal yang membedakan antara mereka dan wanita-wanita

lainnya.. Mereka memiliki cinta yang suci untuk-Nya.. Mereka mencintaimu

karena-Nya, berkorban untukmu karena-Nya, memberikan segenap kasihnya

padamu juga karena-Nya… Itulah yang membedakan mereka..

Tak pernah sedetikpun mereka berpikir, bahwa mencintaimu karena fisikmu,

mencintaimu karena kekayaanmu, mencintaimu karena keturunan

keluargamu.. Cinta mereka murni.. bening.. suci.. hanya karena-Nya..

Kebeningan inilah yang membuat mereka berbeda… Mereka menjadi anggun,

seperti permata-permata surga yang kemilaunya akan memberikan cahaya

bagi dunia. Ketulusan dan kemurnian cinta mereka akan membuatmu menjadi

lelaki paling bahagia..

Sering juga banyak yang bertanya.. mengapa harus mereka?

Yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca Al-Qur’an

dibanding ke salon, yang lebih sering menghabiskan harinya dari kajian

ke kajian dibanding jalan-jalan ke mall, yang sebagian besar waktu

tertunaikan untuk hajat orang banyak, untuk dakwah, untuk perubahan bagi

lingkungannya, dibanding kumpul-kumpul bersama teman sebaya mereka

sambil berdiskusi yang tak penting. Bagaimana mereka merawat diri

mereka? bagaimana mereka bisa menjadi wanita modern?

Aku menjawab..

Tahukah kamu, bahwa dengan seringnya mereka membaca al Qur’an maka

memudahkan hati mereka untuk jauh dari dunia.. Jiwa yang tak pernah

terpaut dengan dunia akan menghabiskan harinya untuk memperdalam

cintanya pada Allah.. Mereka akan menjadi orang-orang yang lapang

jiwanya, meski materi tak mencukupi mereka, mereka menjadi orang yang

paling rela menerima pemberian suami, apapun bentuknya, karena dunia

bukanlah tujuannya. Mereka akan dengan mudah menyisihkan sebagian

rezekinya untuk kepentingan orang banyak dibanding menghabiskannya untuk

diri sendiri. Kesucian ini, hanya akan dimiliki oleh mereka yang

terbiasa dengan al Qur’an, terbiasa dengan majelis-majelis ilmu,

terbiasa dengan rumah-Nya.

Jangan khawatir soal bagaimana mereka merawat dan menjaga diri…

Mereka tahu bagaimana memperlakukan suami dan bagaimana bergaul di dalam

sebuah keluarga kecil mereka. Mereka sadar dan memahami bahwa

kecantikan fisik penghangat kebahagiaan, kebersihan jiwa dan nurani

mereka selalu bersama dengan keinginan yang kuat untuk merawat diri

mereka. Lalu apakah yang kau khawatirkan jika mereka telah memiliki

semua kecantikan itu?

Dan jangan takut mereka akan ketinggalan zaman. Tahukah kamu bahwa

kesehariannya selalu bersama dengan ilmu pengetahuan.. Mereka tangguh

menjadi seorang pembelajar, mereka tidak gampang menyerah jika harus

terbentur dengan kondisi akademik. Mereka adalah orang-orang yang tahu

dengan sikap profesional dan bagaimana menjadi orang-orang yang siap

untuk sebuah perubahan. Perubahan bagi mereka adalah sebuah keniscayaan,

untuk itu mereka telah siap dan akan selalu siap bertransformasi

menjadi wanita-wanita hebat yang akan memberikan senyum bagi dunia.

Dan sering sekali, orang tak puas.. dan terus bertanya.. mengapa harus mereka?

Pada akhirnya, akupun menjawab…

Keagungan, kebeningan, kesucian, dan semua keindahan tentang mereka,

takkan mampu kau pahami sebelum kamu menjadi lelaki yang shalih seperti

mereka..

Yang pandangannya terjaga.. yang lisannya bijaksana.. yang siap

berkeringat untuk mencari nafkah, yang kuat berdiri menjadi seorang imam

bagi sang permata mulia, yang tak kenal lelah untuk bersama-sama

mengenal-Nya, yang siap membimbing mereka, mengarahkan mereka, hingga

meluruskan khilaf mereka…

Kalian yang benar-benar hebat secara fisik, jiwa, dan iman-lah yang

akan memiliki mereka. Mereka adalah bidadari-bidadari surga yang turun

ke dunia, maka Allah takkan begitu mudah untuk memberikan kepadamu yang

tak berarti di mata-Nya… Allah menjaga mereka untuk sosok-sosok hebat

yang akan merubah dunia. Menyuruh mereka menunggu dan lebih bersabar

agar bisa bersama dengan para syuhada sang penghuni surga…

Menahan

mereka untuk dipasangkan dengan mereka yang tidurnya adalah dakwah, yang

waktunya adalah dakwah, yang kesehariannya tercurahkan untuk dakwah..

sebab mereka adalah wanita-wanita yang menisbahkan hidupnya untuk jalan

perjuangan.

Allah mempersiapkan mereka untuk menemani sang pejuang yang

sesungguhnya, yang bukan hanya indah lisannya.. namun juga menggetarkan

lakunya.. Allah mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang malamnya

tak pernah lalai untuk dekat dengan-Nya.. yang siangnya dihabiskan

dengan berjuang untuk memperpanjang nafas Islam di bumi-Nya.. Allah

mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang cintanya pada Allah

melebihi kecintaan mereka kepada dunia.. yang akan rela berkorban, dan

meninggalkan dunia selagi Allah tujuannya.. Yang cintanya takkan pernah

habis meski semua isi bumi tak lagi berdamai kepadanya.. Allah telah

mempersiapkan mereka untuk lelaki-lelaki shalih penghulu surga…

Seberat itukah?

Ya… Takkan mudah.. sebab surga itu tidak bisa diraih dengan hanya bermalas-malasan tanpa ada perjuangan…

Wallahu 'alam bishawab..

sumber : http://www.facebook.com/MediaIslamOnline