Kisahku di Desa Mitra KMMF
“Betapa kokohnya bangunan Islam apabila generasi mudanya adalah kaum yang terpelajar, mempunyai akal cerdas dan tubuh yang sehat. Sungguh suatu pernyataan yang sangat indah di dengar, bukan?? Betapa tidak, karena umat Islam saat ini memang membutuhkan sosok generasi muda yang tangguh, yang mampu menghadapi tantangan perubahan zaman yang notabene telah cukup memojokkan agama ini ke sisi paling kelam.”
"...Wahai pena..! Titiplah salamku teruntuk saudara-saudaraku. Tak usah jemu kau kabarkan bahwa mereka adalah seorang Mahasiswa muslim. Sampaikanlah bahwa mereka adalah generasi muda Islam..."
Saat itu sangat gembira hati saya, bisa ikut AAI, masuk lembaga BEM, dan tentunya sebagai pengurus KMMF. Yah…namanya juga MABA, semua-semua mau dicicipin(baca:dicoba), jadi harap maklum…
“Tak terasa beberapa hari lagi akan dirayakan hari raya Idul Qurban”, kata pemandu AAI saya,”KMMF punya agenda pas momen ini, namanya SAFRIDA(baca:Safari Idul Adha), tempatnya di Gayamharjo, desa mitranya KMMF. Adik-adik kalau bisa ikut ya..?”tambahnya.
Semula sedikitpun saya tidak punya niat untuk mengikuti acara yang nggak jelas itu, mendingan ikut kegiatan di desa sendiri, pikir saya.. Tetapi salah satu panitia meminta bantuan untuk mencarikan bus sebagai alat transportasi kesana (bilang aja mau jadiin saya sie transportasi..hehe), apa boleh buat, karena Rasulullah bersabda, “Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain”… akhirnya saya bersedia mencarikannya. Alhamdulillah dapat.. Hal inilah yang membuat saya ikut dalam kegiatan SAFRIDA 1429 H.
Wah.. ternyata kegiatan-kegiatannya seru juga. Salah satu kegiatan yang membuat saya tertarik adalah ‘TPA CERIA’, kenapa?? Karena bermain dengan anak-anak itu adalah hal yang menyenangkan dan bagi saya setiap anak itu ‘unik’(mau tau kenapa? InsyaAllah tidak akan dibahas disini, tetapi di note yang lain…sabar ya…heE).
Sangat disayangkan, TPA disini hanya berjalan maksimal 2 kali setahun, bahkan lebih sering setahun sekali. Yupz, antum benar yaitu pas kegiatan SAFRIDA(100 buat antum…900 buat saya…koq jadi GJ ya…). Berawal dari sinilah saya mempunyai sebuah mimpi untuk menghidupkan kembali TPA di desa ini, saya berharap bisa setiap seminggu sekali datang kesini, mengajarkan tentang Al Qur’an dan ilmu-ilmu islam pada anak-anak, membuat mereka senang membaca Al Qur’an, membuat masjid Jami’ yang sepi ini menjadi ramai, pokoknya mengubah paradigma anak bahwa yang namanya belajar Islam itu sangat menyenangkan…inilah mimpi saya…
Sepulang dari kegiatan SAFRIDA ini, saya membawa ‘mimpi’ itu pulang, inginnya sih disempurnakan lagi ‘mimpi’ itu, tapi entah menjadi angan-angan, ditelan mentah-mentah oleh waktu atau malah ‘mimpi’-nya terjatuh dijalan sewaktu perjalanan pulang, saya tidak tau..(g paham y??) Maksunya gini loh, sesampainya di rumah, saya berpikir kembali, apa bisa saya mewujudkannya.. Saya masih MABA, tentu sibuk dengan kuliah, laporan, praktikum.. Ditambah masih banyak kegiatan yang lain.. Gayamharjo itu jauh sekali lagi.. Orang tua juga nggak mungkin mengizinkan.. Butuh biaya juga untuk administrasi dan transportasi.. Kasihan motor juga kalau harus bolak-balik.. Emangnya bisa saya sendiri yang mengurusnya.. Dan masih banyak lagi pikiran-pikiran negatif yang menari-nari, goyang ‘poco-poco’, nge-dance di dalam otak saya(lebay dikit tak apalah..). Intinya ‘mimpi’ itu pada akhirnya hanya menjadi sebuah angan-angan, bahkan hilang dalam pikiran saya, dan tidak terwujud pada saat itu.
setahun kemudian...
Tak terasa 2 semester telah berlalu, dan kini menginjak semester ke 3 dalam kuliah saya. Tentu setiap detik dalam hari-hari kuliah saya tidak seperti kebanyakan mahasiswa lain, karena saya adalah seorang aktivis dakwah kampus lini siyasi, maka BEM adalah salah satu wadah untuk itu… Tetapi tentu saja masih aktif di lembaga dakwah kampus KMMF.
Ikut Dauroh Marhalah I KAMMI ternyata bukan ide yang buruk, karena saya terjerumus ke dalam suatu kebaikan, terjerumus ke dalam suatu kegiatan yang bernama ‘dakwah’. Bukan hanya itu, pribadipun terbentuk menjadi militan, mulai saat itu bagi saya masalah bukanlah sebuah musibah, akan tetapi masalah adalah kesempatan dari Allah untuk kita berkreasi dan berinovasi.
Ditambah dengan kegiatan halaqoh pekanan, amal yaumi saya menjadi ter-upgrade drastis.
(Itu sedikit kondisi saya di tahun kedua kuliah…Sebelum ceritanya berlanjut, baca dulu ya sekumpulan rangkaian huruf di bawah ini..)
Pagi yang cerah pagi yang menginspirasi
Melangkah kaki dengan segenap harap
Menyambut indahnya hari yang telah menunggu kehadiranku
Selangkah demi selangkah ku lewati
Ku berlari dengan senyuman tulus melalui fenomena hidup
Waktu yang terlewat buatku
Adalah suatu kenangan untuk masa depan yang tak akan ku sia-sia kan
Demi suatu harap untuk menjadikan diri kian berarti untuk-Mu
Ya.. Pagi itu tepat sebulan sebelum hari raya Idul Qurban 1430 H penuh dengan inspirasi. “Pokoknya tahun ini harus merayakan hari besar ini di desa saya sendiri, kan tahun lalu tidak”, pikir saya dalam hati. Telah tertata rapi dalam pikiran apa saja yang akan dilakukan esok saat hari Qurban di Bantul tercinta..hehe. Ketika sedang asyik-asyik duduk di serambi timur mushola Farmasi, mungkin oleh kita sering disebut Mushola Asy Syifa(nama pemberian dari pengurus KMMF, emang udah dibancak-i atau ada syukurannya ya…heE) tiba-tiba datang Kabid PU KMMF 1430 H menuju ke arah saya, ia mengajak saya berbicara…intinya saya ditunjuk sebagai ketua SAFRIDA 1430 H. Memang sih setahun yang lalu saya pernah berharap untuk menjadi ketua SAFRIDA atau ketua PEMIRA di tahun depan, ato lebih tepatnya di tahun 2010, tapi keinginan untuk merayakan Qurban di desa jauh lebih kuat, makanya 10.000 alasan saya lontarkan agar dapat menolaknya, tetapi ia tidak goyah sedikitpun, malahan semakin menggebu-gebu semangatnya untuk menjadikan saya ketua SAFRIDA. Saat itu harapan saya untuk dapat ber-Idul Qurban ria di desa sendiri untuk kedua kalinya kembali sirna karena harus dengan terpaksa menerima amanah ini..(mengenaskan sekali nasib saya..heE).
Beberapa hari kemudian, ketua KPRM 2009 melobi saya untuk menjadi ketua PEMIRA 2009. Tentu saya tolak karena saya sedang dalam posisi menjadi ketua SAFRIDA. Esoknya lagi 3 anggota KPRM yang lain melobi saya.“wah, 1 gagal, jadi 3 yang turun tangan”, pikir saya…hehe. Tentu tetap saya tolak dengan alasan yang sama, karena saya takut tidak fokus dan semuanya menjadi berantakan. Esoknya lagi koordinator internal dan ketua BEM ikut-ikutan turun tangan untuk melobi…Sayang sekali ketua BEMnya adalah pemandu AAI saya, dengan kata-katanya yang khas dan tentu berbobot, saya tidak ada alasan untuk menolak menjadi ketua PEMIRA..(Semakin mengenaskan nasib saya..heE).
Koq jadi bercabang kisahnya…Ok deh kembali ke SAFRIDA…
2 Minggu sebelum SAFRIDA ternyata KMMF juga akan mengadakan INFUSA 2(baca: Intensive Study of Islam jilid 2) yang bertempat di desa Gayamharjo. Saya ikut dalam kegiatan ini. Dalam INFUSA 2 ada sesi Outdoor, yaitu Ansos (baca:Analisis Sosial), semua peserta dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok diminta untuk melakukan ansos agar dapat mengetahui problematika umat di desa Gayamharjo ini kemudian dipresentasikan. Beberapa masalah yang saya ingat adalah : Rumah Sakit yang jauh, Masjid yang kurang terawat, Jama’ah shalat yang sedikit, TPA yang sudah tidak berjalan lagi, dan lain sebagainya, pokoknya masih banyak deh…
Yupz…benar sekali… Kegiatan ansos ini melahirkan kembali mimpi saya yang pernah terkubur dalam sekali tahun lalu. Dengan kondisi Ruhiyah yang berbeda, dengan posisi yang berbeda dalam acara SAFRIDA yaitu sebagai ketua, dan dalam semangat dakwah yang tinggi. “Pokoknya tidak akan aku sia-siakan kesempatan ini, ya Allah tunjukkan aku jalan untuk untuk mewujudkan impianku, InsyaAllah semua ini aku lakukan Ikhlas karena-Mu”, kata saya dalam hati.
Wah…SAFRIDA..
Tak terasa sudah datang acara itu..
Semua panitia telah mengambil peran dalam setiap kegiatan..
Saya pun harus bergerak kesana-kemari untuk mengkoordinasikan semua panitia..
Tetapi tentu saja harus menyempatkan diri untuk menilik kegiatan TPA CERIA. Saat kegiatan berlangsung, saya mencoba untuk berbicara dengan beberapa anak kecil.
“Eh dik, kalo TPA disini diadain tidak hanya pas Idul Adha pada mau nggak?” Tanya saya.
“Ya nggak papa kak..kita suka koq kalo disini ada TPA” jawab salah satu anak.
“Kalo gitu besok minggu depan jam 4an kemari ya, tapi nggak usah ngajak teman-teman yang lain dulu ya…OK?” kata saya.
“OK…” jawab beberapa anak itu serempak.
SAFRIDA pun berakhir, kita semua sudah bersiap-siap untuk pulang ke jogja, tapi sebelum pulang Alhamdulillah saya sempat berbicara pada ketua RW dan ketua Ta’mir Masjid Jami’ terkait dengan perijinan pengadaan TPA di Masjid ini.. Alhamdulillah diijinkan..
(Oia, sedikit tambahan, saat itu saya berniat untuk mengelola TPA ini sendirian tanpa campur tangan KMMF dan teman-teman lain)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar